PENGENDALIAN WBC ( WERENG BATANG COKLAT ) KELOMPOK TANI “TANI JAYA” KEC. PANGKALAN SUSU

Pengendalian WBC Kelompok Tani “Tani Jaya” dan Dinas Pertanian & Ketahanan Pangan Kab. Langkat di Desa Tanjung Pasir Kec. Pangkalan Susu Kab. Langkat

Salah satu hama padi yang perlu diwaspadai adalah wereng batang coklat (WBC). Perubahan iklim yang saat ini terjadi di Kabupaten Langkat menjadi salah satu faktor pemicu peningkatan WBC. Hama ini merupakan jenis serangga kepik terbang yang menghisap cairan tanaman padi. Kemampuan migrasinya tinggi, serangga ini biasa bergerak dalam kawanan yang banyak dan mampu berpindah tempat dengan terbang hingga 100 km. Kemampuan WBC merusak wilayah pertanaman padi sangat cepat. Akibat serangan wereng tanaman seperti terbakar (menguning dan mengering) serta terlihat mengumpul/melingkar pada satu lokasi (hopperburn). Keberadaan wereng ini tentu akan mengancam pertumbuhan tanaman padi, oleh karenanya petani perlu mengenali dan mengetahui cara pengendalianya secara efektif. maka dari itu Kelompok Tani “Tani Jaya” yang berada di Desa Tanjung Pasir Kec. Pangkalan Susu Kabupaten Langkat bersama Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Langkat melakukan pengendalian WBC ini di Kelompok Tani “Tani Jaya” seluas 20 Ha. dan berharap tanaman Padi Mereka tidak terserang WBC. Adapun tahap Pengendalian WBC adalah sebagai Berikut :


Pengendalian WBC
Pengendalian serangan wereng yang dianjurkan adalah dengan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) padi. Metode pengendalian ini dilakukan melalui perakitan komponen teknologi secara partisipatif bersama petani, yaitu dengan :

  • Penggunaan varietas unggul. Beberapa varietas unggul baru padi yang diketahui toleran terhadap WBC antara lain Inpari 4, Inpari 7, Inpari 13, Inpari 14, inpari 30, Mekongga, Ciherang, Cegeulis dan Inpari 13, Inpari 30
  • Pola tanam. Tanam padi jajar legowo (tanam beberapa baris dengan satu baris kosong) kurang mendukung perkembangan WBC.
  • Penggunaan benih berkualitas tinggi. Benih yang digunakan dari varietas tahan (toleran) wereng.
  • Penggunaan pupuk berimbang spesifik lokasi. Pupuk berimbang : 250 kg Urea, 100 kg SP-36, 100 kg KCl per ha ( sesuaikan dengan kebutuhan tanaman dan ketersediaan hara tanah).
  • Penggunaan pupuk organik
  • Pengelolaan bibit dan tanaman sehat.
  • Mempertahankan musuh alami seperti laba-laba, kepik, kumbang, belalang dan capung dengan menjaga lingkungan tumbuh agar tidak punah.

Tahapan Pengendalian:

  1. Fase pra tanam (tahap persiapan)
  • Bersihkan gulma, singgang dari sawah dan areal sekitarnya
  • Gunakan varietas tahan wereng
  1. Fase Tanaman Muda
  • Hindari penggunaan pestisida secara tidak tepat yang dapat menyebabkan terbunuhnya musuh alami
  • Gunakan perangkap cahaya waktu malam ketika terlihat ada gejala serangan wereng.
  • Pemupukan berimbang
  1. Fase Tanaman Tua
  • Sanitasi dan eradikasi selektif dan yang puso dieradikasi total
  • Gunakan insektisida secara tepat (konsentrasi dan volume, waktu jangan terlalu pagi saat masih berembun, arahkan sprayer ke WBC, lakukan secara serentak dan gunakan pelindung diri).

Pengendalian WBC secara terpadu ini sebagai upaya mengurangi penggunaan insektisida kimia serta dampak buruknya. Sehingga penggunaan biopestisida atau pestisida nabati harus diutamakan sebelum menggunakan insektisida kimia. (sg)